Rabu, 29 November 2017

Biografi Al-Ustadz Abu Qotadah Al-Barowy -hafizhahullah-

بسم الله الرحمان الرحيم

Nama: Yusman Yunus bin Muhammad Yunus bin Salehe bin Baddalna Puang Mattu bin Ali (lebih di kenal dengan panggilan Ust. Abu Qotadah)

📆 Ust. Abu Qotadah Al-Barowy lahir di Tabalar (di tengah hutan belantara) Kab. Berau Kalimantan Timur Tanggal 20 Desember 1979.
Kedua orang tua merantau sejak kecil bersama kakek dari Uloe Kab. Bone, Sul-Sel dan dari Bone ke Berau, Kal-Tim. Kakek dari Veteran dan pernah menjadi orang dekat Kahar Muzakkar (orang Bugis Makassar tentu tahu beliau) semasa gerilya dan masih hidup hingga sekarang dan umur hampir 100 thn. Salehe atau masyhur dengan nama Punggawa di kalangan suku Dayak dan lainnya.

🎓 Pendidikan:
SD, SMP Sambaliung, MAN (1998) Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur.

🌐 Keorganisasian:
Sejak sekolah sudah mengikuti dan aktif di berbagai organisasi di sekolah dan luar sekolah seperti OSIS, Kepramukaan Gudep, Saka Bhayangkara (di Polres Berau) hingga menjadi pembina dari DKC Kwarcab Berau dan Kwartir Sambaliung, juga sebagai anggota Paskibraka, dan juga pernah aktif dalam dunia teater hingga ketua teater dan menjadi penulis suatu cerita dalam teater serta pembuat sinopsis.
Di luar sekolah pernah aktif di beberapa lembaga organisasi masyarakat di antaranya di Karang Taruna, KNPI, Kesenian Daerah, juga tercatat pernah aktif di salah satu parpol (hampir masuk di legislatif), serta pernah aktif di berbagai aliran seni beladiri kungfu, beberapa aliran silat, karate dll, dan dari perjalanan mengarungi seni beladiri tersebut hingga sekarang telah membentuk dan mendirikan sendiri Seni Beladiri KUNGSIL (Kungfu Silat) "TONGKAT BIDARA" di Makassar.

Organisasi dalam keagamaan:
Pertama kali aktif di Pemuda Anshor dan tercatat sebagai angkatan pertama di Anshor, organisasi kepemudaan dari ormas NU, setelah itu mulai bergabung di Hidayatullah (pon-pes) di Berau.
Dan setelah lepas sekolah (1998 di MAN Tanjung Redeb Berau) di percaya oleh DEPAG Berau mewakili dari MAN Tanjung Redeb untuk di kirim keluar kota Berau untuk di kader sebagi Da'i di Kota Balikpapan tepatnya di pon-pes Kulliyatul Muballighin. Kurang lebih 2 tahun masa pendidikan, setelah kembali mulai aktif dalam dakwah, (dan bergabung di Yayasan Ash-Shohwah Islamiyah Berau), yang sekarang memiliki lembaga pendidikan sekolah Islam yang besar di Kaltim.

👣📚 Awal Mula Sebelum Fokus Belajar Ilmu Tajwid:
Adapun perjalanan dalam belajar Ilmu Tajwid adalah semenjak sekolah pada tahun 1996/1997, yang saat itu bergabung dalam komunitas MTQ, dan sejak itulah mulai terus merintis ilmu qiro'ah dari beberapa guru termasuk saat berada di pon-pes Kulliyatul Muballighin juga belajar khusus tajwid.
Selepas dari Kulliyatul Muballighin dan mulai merintis dakwah, yang saat itu juga bergabung di Ash-Shohwah Islamiyah, pada saat proses bergabung di lembaga tersebut sempat merubah haluan untuk kembali hijrah/merantau lagi ke Malaysia Timur wilayah Tawau, Mostyn hingga Lahadatu, saat berada di rantauan Malaysia kembali bergabung di komunitas JKMTA (Jawatan Kuasa Majelis Tilawah Al-Qur'an Malaysia), dan sempat mendapat penghargaan qira'ah dari JKMTA Malaysia pada tahun 2000. Tidak berlangsung begitu lama, kemudian kembali lagi ke tanah kelahiran di Berau, sekitar 6 bulan berangkat lagi ke Makassar untuk kuliah di UIN Alauddin Makassar Fak. Syariah, bersamaan itu ikut juga belajar di kampus bahasa arab Al-Bir Makassar dan juga aktif di Wahdah Islamiyah beberapa saat.

Semasa kuliah aktif di KAMMI dan sambil kuliah pernah menjadi pengajar utama TPA Yayasan Al-Mushowwir (Masjid Mushowwir) Komplek Faisal dan membina sekitar 100 (Santri Santriwati) saat itu.
🕌Sesaat perjalanan kuliah kembali memutuskan jadi santri di Ma'had As-Sunnah Makassar pada tahun 2001. Sekitar 6 bulan nyantri sambil kuliah, akhirnya memutuskan (berhenti) kuliah selamanya dan fokus di Ma'had As-Sunnah Makassar.
Di situlah Saat-saat indah menuntut ilmu bersama Kawan-kawan dari seluruh nusantara di bawah bimbingan yang sejuk oleh Al-Ustadz Dzulqarnain Hafizhahullah dan Ustadz-ustadz lainnya.
Awal kali mengenal salaf asalnya pada saat di pon-pes Kulliyatul Muballighin saat itu ada Ustadz pembina yang istiqomah dengan manhaj salaf, dan dari keluarga yang lebih dulu mengenal salaf.

Selama belajar di As-Sunnah terkadang kembali ke Berau 1 atau 2 bulan (dalam setahun) untuk merintis dakwah salaf secara perlahan, dan Alhamdulillah dakwah salaf di Kalimantan mulai terlihat saat itu, Sekitar awal 2006 keluar dari ma'had as-sunnah dan kembali ke Berau dan merintis dakwah selama kurang lebih 2 tahun. Setelah itu kembali lagi ke Makassar di awal tahun 2008.

🌴Beliau adalah perintis dakwah salafy awal kali di Berau dan sekitarnya pada tahun 2002 hingga saat ini. Meskipun kadang bolak balik ke Makassar, pada akhirnya memutuskan menetap di Berau pada tahun 2006 dan balik lagi ke kota Makassar pada awal tahun 2008). Dan walaupun saat ini menetap di Makassar, beliau tetap memantau sekaligus membimbing perkembangan dakwah salaf di Berau dan sekitarnya bersama dengan Ustadz Yahya yang masih berada di Berau saat ini dan beberapa Ustadz lainnya.

🌿Mendalami dunia Herbal dan Terapi:
Di tahun 2008 itu mulai belajar terapis dan herbal, yang berawal aktif di berbagai Seminar-seminar kesehatan di kota Makassar yang di selenggarakan di Kampus-kampus, di Gedung-gedung, dan di Hotel-hotel. Asalnya semenjak di Berau sudah mengenal herbal secara sekilas. Saat menekuni herbal & terapi terkadang juga dakwah sekitar Makassar hingga ke daerah. Dan terkadang juga di undang untuk mengisi seminar/pelatihan.

🍀Di tahun 2009. Lagi-lagi ingin mendalami sesuatu yang menantang yakni terjun total di dunia terapi, herbal serta Thibbun Nabawy, akhirnya melanjutkan perjalanan ke Jakarta, Banten, hingga Jawa Barat untuk mendalami ilmu herbal dari dasar hingga praktisi pada penguasaan level peracikan, sistem ekstraksi pada tanaman, dan hasil dari belajar tersebut telah memahami dan menguasai 500-an jenis tanaman herbal (dari sistem Fitofarmaka/Herbal dan Farmakologis/Farmasi Konvensional), bersamaan itu juga pendalaman tentang Thibbun Nabawy, adapun dari jenis terapi telah menguasai beberapa terapi antara lain : Hijamah, Accupuntur, Acupressure, Refleksiology, Sistem gurah, Terapi Chiroccombine/Tulang, Saraf HNP, Totok Darah/Saraf, Bio Listrik, Lintah, Ear Candel dan Diagnosa Iridiology langsung belajar kepada D'hiru/Dr. Heru guru besar Iridiology Indonesia/asia.
Dan dalam belajar terapi&herbal dari banyak guru yang memiliki lisensi tinggi dalam artian bukan karbitan.
Berjalan hampir kurang lebih 5 tahun belajar dan mengajar serta mengaplikasikan ilmu, lumayan menyibukkan hingga lupa bergerak dalam dakwah.

👉Akan tetapi, di saat-saat menuntut ilmu herbal&terapi tersebut pada tahun 2009-2014, pada saat yang bersamaan berjumpa kembali dengan Kawan-kawan komunitas Ilmu Tajwid & qiro'ah di Jawa Barat, Jakarta dan sekitarnya, dan tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut sehingga kembali mendalami/mempelajari Ilmu Tajwid&qiro'ah dari beberapa guru yang memiliki sanad yang baik & masyhur dalam ilmu qiro'ah. Pergaulan yang tidak melelahkan berkumpul dengan Kawan-kawan dari Pondok-pondok Tahfizh, Markaz-markaz Tajwid dan Rumah-rumah Tahfizh. Dan pada kesempatan lain saat itu juga talaqqi kepada salah seorang Syaikh dari Mesir.

📝Alhamdulillah nikmat yang sangat besar, seiring dengan waktu sehingga mengambil ilmu qiro'ah dari guru yang lebih baik lagi yakni Syaikh Al-Muqri Mahmud Al-Mishry Hafizhahullah, salah satu Ahli Qiro’ah dari Al-azhar Mesir pemegang sanad generasi ke 28 yang memiliki seluruh sanad qiro'ah. Sanad ke 28 merupakan sanad tertinggi sekarang dalam ilmu qiro'ah, kabar terakhir ada pemilik sanad ke 27 namun sudah udzur/tua sehingga berat untuk mengajar, dan juga beberapa tahun lalu di Syiria meninggal pemilik sanad ke 27.

Dan perlu di ketahui bahwa ilmu qiro'ah kedudukan 'ali (tinggi) di dunia adalah negara Mesir, Syiria, Sudan. Sehingga keutamaan yang besar jika mengambil ilmu khusus kepada mereka ahlu qurro yang memiliki keahlian yang di akui oleh ahlu qurro yang lainnya di seluruh negara. Semoga kita semua di beri kemudahan untuk itu.
Beliau Syaikh Mahmud Al-Mishry Hafizhahullah guru kami memberikan sanad Manzhumah Al-Jazary dan Tuhfatul Athfal kepada para pengajar Al-Qur'an saat talqqi, TENTU bagi yang BERHAK dengan proses Talaqqi.
Disamping belajar talaqqi dari beberapa guru, juga mengambil rujukan dari kitab syaikh aiman rusydi suwaid dan belajar melalui youtube beliau hafizhahullah, syaikh aiman rusydi suwaid merupakan ahli qiro'ah ternama yang juga menjadi rujukan dunia qiro'ah saat ini.

🍁Belajar herbal selesai akan tetapi tajwid/qiro'ah terus belajar dan bergabung hingga sekarang dengan pantauan komunitas praktisi qiro'ah di Indonesia.

🌊💪Perjuangan yang panjang dan lama baru bisa mengalir dan memperolehnya.
Bukan instan dan bukan pula seketika sebagaimana sebagian sangkaan akan tetapi, berkat perjalanan yang berliku dan panjang dalam menela'ah serta terus belajar tajwid dan beberapa qiro'ah dalam proses tahunan, setiap berjumpa dengan Ahli Qiro’ah maka saya (Abu Qotadah) tidak ingin menyiakan-nyiakan kesempatan tersebut, sehingga sedikit perlahan mendapat hikmah Ilmu Tajwid dari setiap guru.

Karena kedepannya pantang menyerah akan kembali terus menuntutnya dan bercita-cita untuk talaqqi dengan guru-guru yang lain dari beberapa negara yang memiliki sanad tertinggi seperti Mesir, Syiria, dan Sudan dll.

Yaaah... hanya sebuah cita-cita namun itulah kemauan,
Ilmu tidak harus keluar negeri tapi dengan perjalanan akan menambah ilmu dan berkahnya ilmu.

🍃Pengalaman berharga:
Pernah beberapa kali terjadi  saat menjadi imam di beberapa markaz ikhwah, dengan membaca beberapa riwayat bacaan Al-Qur'an yang berbeda pada umumnya dari riwayat Hafsh 'an 'Ashim (karena sangat nampak perbedaan bacaannya). Sehingga yang kurang mengenal ilmu qiro'ah maka pasti mengatakan bacaan tersebut salah, dan itulah yang terjadi beberapa di kalangan ikhwah sehingga mengatakan bacaan Ustadz Abu Qotadah salah, maklum pasti agak aneh bagi yang tidak mengenal ilmu qiro'ah.
Dalam penerapan bacaan tersebut memang tidak semua tempat boleh di terapkan, namun itu sebagai pelajaran agar para pendengar tidak kaku dan sempit pola pikir/pemahaman dalam Ilmu Tajwid ataupun Riwayat-riwayat ilmu qiro'ah.

___________________
Dan saat ini beliau banyak meluangkan waktu untuk membina kurang lebih 70 orang penuntut ilmu, dalam mempelajari Ilmu Tajwid secara talaqqy di Makassar dan sekitarnya, sudah hampir 2 tahun berjalan antara kelas lama dan baru.
dikarenakan kesibukan beliau saat ini membina dan fokus mengajar serta merintis "Markaz Tahfizhul Qur'an Imam Al-Jazary" (yang masih tahap proses pengembangan), maka kesibukan dalam terapi dan herbal sudah fakum dan terhenti selama kurang lebih 2 tahun terakhir ini.

Join di Telegram
MARKAZ TAHFIZHUL QUR'AN IMAM AL-JAZARY
https://telegram.me/MarkazTahfizhulQuranImamAlJazary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biografi Al-Ustadz Abu Qotadah Al-Barowy -hafizhahullah-

بسم الله الرحمان الرحيم Nama: Yusman Yunus bin Muhammad Yunus bin Salehe bin Baddalna Puang Mattu bin Ali (lebih di kenal dengan panggil...